Ketut Edi
Ariawan,S.Ag.,M.Pd.H
PENGENDALIAN
FIKIRAN–FIKIRAN LIAR ITULAH YOGA
(Yoga
Sutra Patanjali I. 2)
A.
SEJARAH DAN MITOLOGI.
Banyak orang menghubungkan Asana dengan latihan-latihan
olah raga senam atau teknik-teknik pembentukkan tubuh lainnya (fitness). Ini
adalah pengertian yang salah sama sekali. Yoga berarti pengalaman dari keutuhan
atau kesatuan dengan keadaan batin kita. Kesatuan ini muncul setelah
mengahancurkan dualitas fikiran dan masalah kedalam kesadaran tertinggi. Asana
berarti suatu keadaan tubuh dimana anda tetap mantap, tenang, santai, dan
nyaman baik secara fisik maupun secara mental.
Dalam tulisan kuno tentang Yoga oleh Maha Rsi Patanjali
dalam kitabnya Yoga Sutra, ada definisi singkat tentang Yoga Asana : Sthiram Sukham Asanam yang berarti bahwa
“ Keadaan yang nyaman dan mantap”.
Jadi kita dapat melihat bahwa Yoga Asana dalam hal ini dilaksanakan untuk
memperkuat kemampuan seseorang untuk duduk pada suatu posisi tanpa kegelisahan
untuk jangka waktu yang lama.
Asana juga dapat dilakukan untuk alasan-alasan penyembuhan atau kesehatan. Dengan
merentangkan otot-otot dengan lembut, memijat organ-organ tubuh bagian dalam
dan menyelaraskan urat-urat dan syaraf diseluruh tubuh, sehingga kesehatan dari
orang yang melakukan Asana dapat ditingkatkan dan banyak penyakit dapat
disembuhkan.
Sebutan Yoga Asana ditemukan dalam kesusastraan umat yang
paling tua yaitu Veda yang penuh
dengan kebijaksanaan Spiritual, yang disusun oleh para Maha Rsi dan guru-guru
terkenal pada masa itu. Dipercaya bahwa pengetahuan Yoga bahkan jauh lebih tua
dari Veda itu sendiri.
Dalam penggalian kepurbakalaan yang dilakukan di Harappa dan Mohanjodaro yang sekarang
disebut Pakistan, banyak patung yang ditemukan yang melukiskan Dewa Siva dan
Parvati (permaisurinya) sedang melakukan yoga asana yang berbeda. Puing-puing
ini pernah menjadi tempat kediaman bagi orang yang hidup pada masa pra-Veda,
bahkan sebelum peradapan bangsa Arya di India.
Menurut berbagai sumber kitab suci, Dewa Siva adalah
pendiri dari Yoga, termasuk asanas. Beliau menciptakan semua Asanas dan
mengajarkan pada murid pertamanya yaitu Parvati. Dikatakan bahwa semula ada
8.400.000 pose asana yang menunjukkan 8.400.000 inkarnasi dimana setiap orang
harus melewatinya sebelum mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan
kematian. Asana-Asana ini menggambarkan perubahan yang progresif dari bentuk
kehidupan yang paling sederhana menjadi manusia yang benar-benar sadar,
dipercaya bahwa dengan melakukan gerakan Asana seseorang dapat melintasi semua
kehidupan dalam satu kehidupan dan menyongsong kemajuan yang menentukan dari
satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.
Sepanjang abad asana ini telah dirubah dan dkurangi
jumlahnya oleh para Maha Rsi dan para Yogi sehingga sekarang tidak lebih dari
beberapa ratus yang diketahui, dari jumlah ini hanya delapan puluh empat yang
dibicarakan secara terperinci dan hanya tiga puluh dua yang biasa diingat karena
berguna bagi orang modern.
Sekarang dijaman modern ini Yoga asanas mulai menyebar di
seluruh dunia, pengetahuan ini cepat menjadi milik semua orang, banyak Dokter
dan Ilmuwan yang menganjurkan latihan Yoga ini. Orang-orang terkenal menyadari
bahwa Yoga tidak hanya untuk para Rsi dan pertapa, tapi Yoga untuk semua orang.
B. Yoga Asana dan Sistem Kesehatan
Lainnya.
Yoga Asana memiliki arti yang lebih bernilai dalam
perkembangan fisik, mental, dan kepribadian spiritual. Sedangkan
latihan-latihan lainnya murni hanya memiliki pengaruh fisik pada otot dan
tulang. Latihan-latihan fisik dilakukan dengan cepat dan banyak menggunakan
pernafasan yang berat dan hanya melatih otot tertentu saja dan tentunya akan
memerlukan makanan dan persediaan darah
yang lebih banyak, akibatnya jantung dan system pernafasan harus bekerja lebih
keras lagi, dengan cara ini telah terjadi pembuangan energi Vital atau Prana.
Latihan-latihan senam, angkat berat dan lainnya tidak
cocok bagi setiap orang, orang yang sakit, lemah, dan anak kecil atau orang tua
pasti tidak dapat melakukan latihan tersebut. Lebih jauh lagi semua bentuk
latihan itu tidak dapat memberikan relaksasi dan peremajaan kembali yang
diperlukan tubuh. Yoga asana sepenuhnya berbeda dari pola latihan tadi, Yoda
Asana dilakukan secara perlahan dengan relaksasi dan konsentrasi tinggi. Dengan
cara ini baik system eksternal maupun system Internal akan terpengaruh sehingga
susunan syaraf, kelenjar-kelenjar endokrin dan organ tubuh bagian dalam dan
juga otot-otot didorong untuk berfungsi
lebih baik. Karena itu Asana memiliki pengaruh fisik dan kejiwaan yang berguna
untuk penyembuhan berbagai penyakit.
C.
ARTI DAN DIFIINISI YOGA
- Yoga berasal dari kata “Yuj” yang berarti hubungan / menuju Tuhan (menghubungkan diri kepada Tuhan )
- Difinisinya adalah : umtuk mengendalikan pikiran yang terobyektifkan dan kecendrungan alam pikiran. Untuk mengatur semua pemikiran-pemikiran dan kegelisahan tetap tak terpengaruh penyatuan antara kesadaran unit dan kesadaran kosmik.
*
PENGERTIAN YOGA DARI BEBERAPA KITAB SUCI
& PARA YOGA
- Ajaran yoga adalah ilmu pengetahuan kerohanian yang sudah tua umurnya ia merupakan salah satu sistem enam filsafat india yang disebut Sad Darsana.
- Rsi Patanjali telah menyusun sebuah kitab yang berjudul “Yoga Sutra Patanjali”yang menguraikan tentang pengertian dan hakekat tujuan ajaran yoga secara keseluruhan. isinya mengandung nilai yang sifatnya teori dan praktis, menyangkut etika atau moral, filsafat, kesehatan fisik dan mental.
- Perkataan yoga berasal dari urut kata (Sansekerta) yaitu : Yuj (Yuga)yang berarti menghubungkan atau bersatu dalam dimensi kerohanian atau kebatinan yang merupakan proses/jalan utama untuk mencapai tujuan yaitu kebebasan abadi atau bersatunya jiwa dengan Brahman/Tuhan (Moksa).
- Dalam Yoga Sutra Patanjali dinyatakan dalam sutra II sebagai berikut : Yogascitta Vritti Nirodha artimya yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran ini timbul oleh pengaruh gerakan antakarana manas citta, ahangkara dan budhi.
- Apabila virtis (gelombang pikiran dapat didiamkan )maka jiwa (sang guru akan bersatu dengan Tuhan/Paramaatma )jiwa alam semesta, atau jiwa dapat tetap tinggal dalam keadaan dirinya sendiri, jika tidak demikian maka sang jiwapun akan tetap berkumpul dengan gerakan-gerakan cipta.
- Gerakan-gerakan cipta menimbulkan rasa suka dan duka yoga adalah berarti jalan yang utama untuk membebaskan ikatan jiwa dengan materi keduniawian yang memberikan kebahagian abadi atau Sad, Cit dan Ananda atau jiwa dalam keadaan moksa. Dasar dari segala yoga adalah tidak terikat dengan pengaruh hawa nafsu atau Indra dan materi keduniawian atau Vairagga (pelepasan) nafsu merupakan titik yang penting dalam bentuk semua yoga.
D.
RUANG LINGKUP AJARAN YOGA
- Bahwa yoga merupakan bagian dari enam filsafat hindu (Sad Darsana)
- Dalam kitab Yoga Sutra Patanjali yang disebut kelompok Astangga Yoga, sistematikanya terdiri dari 4 Bab dan 194 sutra tiap-tiap Bab masing-masing terdiri dari beberapa materi yang diajarkan .
- Bab I : terdiri dari 51 sutra yang isinya memuat tentang pengajaran yoga dalam hal samadi.
- Bab II : terdiri dari 55 sutra yang memuat ajaran tentang cara-cara untuk mencapai yoga dalam praktek
- Bab III : terdiri dari 54 sutra yang mengungkap materi ajaran kelepasan ( cara untuk mencapai moksha) secara teknis oprasional.
E. Manfaat Umum Yoga Asana.
Tanda-tanda pertama
dari latihan Toga adalah pikiran yang jernih,
sehat, bebas dari hawa
nafsu, muka berseri, suara yang indah,
dan bau badan yang menyenangkan.
(Svetasvatara Upanisad)
Fisik
: Jaringan otot dan tulang, syaraf, kelenjar, system pernafasan, system
pembuangan, dan system peredaran darah diselaraskan sehingga semua system jaringan tersebut
harmonis dan saling membantu. Asana membuat tubuh lentur dan mampu mengatur
dirinya dengan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan. Fungsi-fungsi
pencernaan dirangsang agar jumlah yang tepat dari getah-getah pencernaan (air
liur, enzim dll) dapat mengalir sempurna.
Mental
: Asana membuat fikiran kuat dan mampu menahan rasa sakit dan kemalangan, kita
akan mampu menghadapi penderitaan , kegelisahan, dan masalah-masalah dunia
tenang tanpa terganggu. Keseimbangan pikiran dikembangkan, hidup menjadi mudah
dan berbagai kesulitan menjadi batu loncatan untuk menyempurnakan kesehatan
mental. Latihan Asana melepaskan berbagai kemampuan terpendam sehingga
seseorang mampu menyebarkan kepercayaan dan membangkitkan orang lain dengan
ucapan, tingkah laku dan perbuatannya.
Spiritual : Asana merupakan langkah ketiga dari delapan
tahapan jalan Raja Yoga. Yaitu Yama, Nyama merupakan pengendalian diri tahap
awal Asana yang merupakan sikap tubuh yang sempurna, Pratyahara penarikan
Indera-iondera, Dharana adalah konsentrasi, dyanam yang merupakan meditasi, dan
terakhir adalah Samadhi yaitu penyatuan atau realisasi kosmis. Meskipun Asana
sendiri tidak dapat memberikan kesadaran spiritual tetapi Asana merupakan
tahapan yang mutlak dilewati pada jalan spiritual. Asana marupakan kebutuhan
bagi orang-orang yang tertarik pada jalan spiritual untuk membangkikan segala
kemampuan batiniah mereka.
F.
ATURAN-ATURAN YOGA
- Serahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan karena semua yang ada adalah miliknya,ingatlah senantiasa pada-Nya.
- Jangan mengembangkan kebiasaan buruk.
- Jangan sampai gagal untuk memenuhi kewajiban anda sehari-hari,ingatlah pada kematian setiap hari.
- Jangan menyinggung perasaan orang lain (Ahimsa parama Dharma).
- Jauhkan diri anda dari pergaulan yang tidak baik,bergaulah kepada orang-orang yang budiman (Sat Sangka).
- Berikan 10% dari penghasilan anda untuk kedarmawaan atau yajna dari keuntungan anda.
- Hiduplah gembira dengan mengembangan kesentosaan yang sungguh-sungguh
- Makanlah makanan yang bersih (Shubda ahara).kembangkan kelakuan yang jujur.berkatalah yang sebenarnya, lakukan perbuatan yang baik dan tanyakan pada diri anda : ( SIAPA AKU INI ).
- Kembangkan kekuatan kemauan denagan jalan kesabaran, ketetapan hati, meditasi dan hilangkan kesan-kesan dlam pikiran.
- Lupakan kesalahan dan kegagalan anda yang sudah lalu, jangan berangan-angan,bergembiralah senantiasa, hiduplah tetap dengan apa yang ada sekarang,tersenyumlah pada siapa saja yang anda temukan tiap hari kalau anda mengerjakan sesuatu, pakailah salah satu pikirkan bijiksana apa yang kita lakukan adalah untuk bhakti kepada Tuahn.
G.
TUJUAN YOGA
- Menuntun seseorang untuk menuju suasana hidup yang nyaman,tenang,penuh dengan kedamaian dan kebahagian.
- Mengantarkan atma(jiwa) menyatu dengan paramaatma(Brahman)dan tidak terikat dalam siklus kelahiran dan kematian.
- Keadaan ini disebut Moksa,didalam ini lah para Yogi atau orang-orang yang berhasil mencapai yoga,akan mengalami kebenaran,kesadaran dan kebahagiaan sejati kesucian pikiran,dan keseimbangan jiwa dalam tingkatannya tertinggi..
- Ajaran suci Weda,Upanisad,Sad Darsana ( Filsafat Hindu ) adalah menjadi sumber acuan para Rsi dan Yogi untuk menuntun jalannya hidup manusia agar tidak sesat dan tepat bisa sampai pada tujuannya.
ASTANGGA YOGA
Ada banyak jalan untuk mencapai kebenaran tertinggi.
Jalan yang berbeda-beda itu tampakanya memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah
penyatuan tertinggi antara Atman dengan Brahman. Kita lahir berulang kali untuk
meningkatakan perkembangan evolusi jiwa. Dan masing-masing dari kita berada
pada tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Karena itu tiap orang disiapkan untuk
tingkat pengetahuan spiritual yanag berbeda pula. Semua jalan rohani yang ada
di dunia ini penting karena ada orang-orang yang membutuhkan ajarannya.
Penganut suatu jalan rohani dapat saja tidak memiliki pemahaman lengkap tentang
sabda Tuhan dan tidak akan pernah selama masih berada dalam jalan rohani
tersebut. Jalan rohani itu merupakan sebuah batu loncatan untuk pengetahuan
yang lebih lanjut. Setiap jalan rohani memenuhi kebutuhan rohani yang mungkin
tidak dapat dipenuhi oleh jalan rohani yang lain. Tidak satupun jalan rohani
yang memenuhi kebutuhan semua orang di segala tingkat. Saat satu individu masih
tingkat pemahamannya tentang Tuhan dan perkembangan dalam dirinya, dia mungkin
merasa tidak terpenuhi oleh pengajaran jalan rohani sebelumnya dan mencari
jalan rohani yang lain untuk mengisi kekosongannya. Bila hal itu terjadi, maka
orang tersebut telah meraih tingkat pemahaman yang lain dan akan merindukan
kebenaran serta pengetahuan yang lebih luas, dan kemungkinan lain untuk tumbuh.
Dengan demikian kita tidak berhak untuk mencerca jalan
rohani yang lain. Semua berharga dan penting di mata-Nya. Ada pemenuhan sabda
Tuhan, akan tetapi kebanyakan oaring tidak meperolehnya di sini untuk bisa
meraih kebenaran, kita perlu mendengarkan roh dan melepas ego kita. Dan Yoga
sebagai salah satu jalan yang bersifat universal adalah salah satu jalan rohani
dengan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan kemapuan spiritual seseorang.
Ajaran Yoga
ternyata juga termuat dalam sastra Hindu. Beberapa sastra Hindu tersebut adalah
Upanisad, Bhagavad Gita, Yogasutra, dan Hatta Yoga. Kemudian, ajaran yoga
mengalami pengklasifikasian, yang terdapat pada sastra Hindu, Bhagavad gita.
Klasifikasi tersebut adalah,
- Hatha Yoga, yaitu yoga yang dilakukan dengan pose fisik (Asana), teknik pernafasan (Pranayana) disertai dengan meditasi. Ketiga poin ini dilakukan untuk membuat pikiran menjadi tenang dan tubuh sehat penuh vitalitas.
- Bhakti Yoga, yaitu yoga yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Jika seorang yogi berhasil menerapkannya, maka dia akan dapat melihat kelebihan orang lain dan cara untuk menghadapi sesuatu. Keberhasilan yoga ini juga membuat yogis menjadi lebih welas asih dan menerima segala yang ada di sekitarnya, karena dalam yoga ini diajarkan untuk mencintai alam dan beriman kepada Tuhan.
- Raja Yoga, yaitu yoga yang menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi. Yoga ini nantinya akan mengarah pada cara penguasaan diri sekaligus menghargai diri sendiri dan sekitarnya. Raja yoga merupakan dasar dari yoga sutra.
- Jnana Yoga, yaitu yoga yang menerapkan metode untuk meraih kebijaksanaan dan pengetahuan. Teknik ini cenderung untuk menggabungkan antara kepandaian dan kebijaksanaan, sehingga nantinya mengdapatkan hidup yang dapat menerima semua filosofi dan agama.
- Karma Yoga, yaitu yoga ini mempercayai adanya reinkarnasi. Di sini Anda akan dibuat untuk menjadi tidak egois, karena yakin bahwa perilaku Anda saat ini akan berpengaruh pada kehidupan yang akan datang.
- Tantra Yoga. Untuk yoga ini sedikit berbeda dengan yoga yang lain, bahkan ada yang menganggapnya mirip dengan ilmu sihir. Teknik pada yoga ini terdiri atas kebenaran (kebenaran) dan hal-hal yang mistik (mantra). Tujuan dari teknik ini supaya dapat menghargai pelajaran dan pengalaman hidup.
Dalam masyarakat Indonesia, yoga sudah dikenal luas
oleh berbagai kalangan. Kekawin Arjuna Wiwaha 11.1 menyebutkan kata Yoga
dengan sangat jelas; “Sasi wimba heneng ghata mesi banu Ndanasing, suci
nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin Ring angambeki Yoga kiteng
sakala, Bagaikan bulan di dalam tempayan berisi air. Di dalam air yang suci
jernih tampaklah bulan. Sebagai itulah Dikau (Tuhan) dalam tiap mahluk. Kepada
orang yang melakukan Yoga Engkau menampakkan diri”. Jadi pada dasarnya semua
aliran kepercayaan yang menjadikan Yoga atau Meditasi sebagai pegangan utamanya
pada dasarnya adalah pengikut ajaran Veda.
2.2 Konsep
Astangga Yoga
Dalam menjalankan yoga ada tahap-tahap yang harus
ditempuh yang disebut dengan Astangga Yoga. Astangga Yoga artinya delapan
tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan yoga. Adapun bagian-bagian
dari Astangga Yoga yaitu Yama (pengendalian), Nyama
(peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan),
Pratyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk
memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan diri
serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu atau
kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).
1. Panca Yama Brata
Panca yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat
jasmani yang harus dilakukan tanpa kecuali. Gagal melakukan pantangan dasar ini
maka seseorang tidak akan pernah bisa mencapai tingkatan berikutnya. Penjabaran
kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam Patanjali Yoga Sutra
II.35 – 39.
- Ahimsa atau tanpa kekerasan. Jangan melukai mahluk lain manapun dalam pikiran, perbuatan atau perkataan. (Patanjali Yoga Sutra II.35)
- Satya atau kejujuran/kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan akan kecurangan, penipuan dan kepalsuan. (Patanjali Yoga Sutra II.36)
- Astya atau pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Atau dengan kata lain pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran, perkataan apa lagi dalam perbuatan. (Patanjali Yoga Sutra II.37)
- Brahmacarya atau berpantang kenikmatan seksual. (Patanjali Yoga Sutra II.38)
- Aparigraha atau pantang akan kemewahan; seorang praktisi Yoga (Yogin) harus hidup sederhana. (Patanjali Yoga Sutra II.38)
2. Panca Niyama Bratha
Panca Nyama Brata adalah lima penengendalian diri
tingkat rohani dan sebagai penyokong dari pantangan dasar sebelumnya diuraikan
dalam Patanjali Yoga Sutra II.40-45.
- Sauca, kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu yang mengakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut (Patanjali Yoga Sutra II.40). Sauca juga menganjurkan kebajikan Sattvasuddi atau pembersihan kecerdasan untuk membedakan (1) saumanasya atau keriangan hati, (2) ekagrata atau pemusatan pikiran, (3) indriajaya atau pengawsan nafsu-nafsu, (4) atmadarsana atau realisasi diri (Patanjali Yoga Sutra II.41).
- Santosa atau kepuasan. Hal ini dapat membawa praktisi Yoga kedalam kesenangan yang tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan transendental (Patanjali Yoga Sutra II.42).
- Tapa atau mengekang. Melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan terbebas dari noda dalam aspek spiritual (Patanjali Yoga Sutra II.43).
- Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan) dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya “istadevata-samprayogah, persatuan dengan apa yang dicita-citakannya (Patanjali Yoga Sutra II.44).
- Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Tuhan yang akan mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi (Patanjali Yoga Sutra II.45).
Kebalikan dari sepuluh kebaikan yang harus diwujudkan
(Yama dan Niyama) disebut sebagai vitarka, yaitu kesalahan-kesalahan yang harus
dengan teliti dijauhkan dan dihilangkan, yaitu:
1. Himsa atau kekerasan
dan tidak sabar sebagai lawan ahimsa
2. Asatya atau kepalsuan
sebagai lawan dari satya
3. Steya atau
keserakahan sebagai lawan dari asteya
4. Vyabhicara atau
kenikmatan seksual sebagai lawan dari brahmacarya
5. Asauca atau kekotoran
sebagai lawan dari sauca
6. Asantosa atau
ketidakpuasan sebagai lawan dari santosa
7. Vilasa atau kemewahan
sebagai lawan tapa
8. Pramada atau kealpaan
sebagai lawan svadhyaya
9. Prakrti-pranidhana
atau keterikatan pada prakrti sebagai lawan dari isvarapranidhana
Dengan menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang
dengan sendirinya dilindungi terhadap kesalahan yang bertentangan. Jangan
menyakiti orang lain belum tentu berarti perlakukan orang lain dengan baik.
Kita harus melakukan keduanya, tidak menyakiti orang lain dan sekaligus
melakukan keramah-tamahan.
3. Asana
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga.
Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan
sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relax, asalkan
dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan
merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang
dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf
sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relaks
antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs.
Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan
berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas. Di bawah ini adalah
macam-macam gerakan Asana meburut Gheranda Samhita.
GERAKAN
MENURUT GHERANDA SAMHITA
|
|||
No
|
Nama Asana
|
Sikap /
Pose
|
Manfaat
|
1
|
Siddhasan
|
Sikap
Duduk Yang Lurus
|
Untuk
Mendapatkan Keberhasilan
|
2
|
Padmasan
|
Sikap
Duduk Teratai
|
Menghilangkan
Segala Macam Penyakit
|
3
|
Bhadrasan
|
Duduk
Diatas Tumit Yang Terbalik
|
Menghilangkan
Segala Macam Penyakit
|
4
|
Muktasan
|
Duduk
Diatas Kaki Yang Kiri Kemudian Taruh Diatas
|
Untuk
Keberhasilan
|
5
|
Vajrasan
|
Duduk
Diatas Kedua Telapak Kaki
|
Untuk
Pencernaan
|
6
|
Svastikasan
|
Duduk
Dengan Kaki Dilipat Dibawah Dan Yang Lainnya Di atas
|
Untuk
Keberhasilan
|
7
|
Singhasan
|
Duduk
Seperti Sikap Singa
|
Untuk
Menghilangkan Penyakit
|
8
|
Gomukhasan
|
Duduk
Seperti Wajah Sapi
|
Mengatasi
Penyakit Jantung
|
9
|
Virasan
|
Sikap
Seorang Pemberani
|
Menumbuhkan
Sikap Pemberani
|
10
|
Dhanurasan
|
Postur
Seperti Busur
|
Melenturkan
Tulang Belakang
|
11
|
Mritasan
|
Postur
Badan Seperti Mayat
|
Untuk
Tensi Darah Rendah
|
12
|
Guptasan
|
Kedua Kaki
Sembunyi Dibawah paha
|
Untuk
Melenturkan Kedua Kaki
|
13
|
Matsyasan
|
Sikap
seperti Ikan
|
Untuk
Menghilangkan Penyakit
|
14
|
Pascimottanasan
|
Sikap
duduk Dengan kedua Kaki Lurus
|
Untuk
Penyakit Pencernaan
|
15
|
Matsyendrasan
|
Sikap Ikan
Terbalik
|
Untuk
Penyakit Pencernaan
|
16
|
Goraksasan
|
Duduk
Diatas Kedua Kaki
|
Untuk
Keberhasilan
|
17
|
Utkatasan
|
Duduk
Diatas Tumit Kaki
|
Untuk
Kesehatan Seluruh Tubuh
|
18
|
Sankatasan
|
Melipat
Kedua Kaki
|
Melenturkan
Kedua Kaki
|
19
|
Mayurasan
|
Sikap
Merak
|
Menguatkan
Pencernaan
|
20
|
Kukutasan
|
Sikap Ayam
|
Untuk
Kedua Tangan Dan Penyakit Wasir
|
21
|
Kurmasan
|
Sikap
Kura-kura
|
Untuk
Memanjangkan Nafas
|
22
|
Uttan
Kurmasan
|
Sikap
Kura-kura II
|
Untuk
Nafas,Kesehatan dan Penyakit Perut
|
23
|
Uttan
Mandukasan
|
Sikap
Kodok
|
Untuk
Kekuatan Badan
|
24
|
Vriksasan
|
Sikap
Pohon
|
Untuk
Kesetabilan Dua
|
25
|
Mandukasan
|
Sikap
Kodok II
|
Untuk
Pernafasan
|
26
|
Garudasan
|
Sikap
Garuda
|
Untuk
Prostat
|
27
|
Vrisasan
|
Sikap Sapi
Jantan
|
Untuk
Hernia
|
28
|
Salabhasan
|
Sikap
Kalajengking
|
Segala
Jenis Penyakit Perut
|
29
|
Makarasan
|
Sikap
Buaya
|
Untuk
Menghilangkan Stress Dan Sangat Bagus Untuk Leher
|
30
|
Ustrasan
|
Sikap Unta
|
Untuk
Leher Yang Kaku
|
31
|
Bhujangasan
|
Sikap Ular
|
Mengeluarkan
Racun Dari Badan
|
32
|
Yogasan
|
Sikap
Duduk Nyaman Dan Stabil
|
Untuk
Memberikan Rasa Nyaman Dan Stabil Pada Saat Meditasi
|
4. Pranayama
Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk
paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi)
keseluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan suara So,
dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sansekerta So
berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Ini berarti
setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik.. Pranayama terdiri dari
: Puraka yaitu memasukkan nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu
mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan
bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan
untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu :
muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan,
svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar,
anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang
terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.
Pranayama adalah teknik mengolah pernapasan yang baik untuk
memasukan prana sehingga tubuh selalu
dalam keadaan sehat. Prana merupakan energi inti yang
menghidupkan benda yang tidak bernyawa menjadi mahluk biologis yang berjiwa dan berkembang, prana
lebih halus dari padaudara yang merupakan energi pokok yang ada dalam segala
sesuatu di alam semesta ini(Satya nanda Saraswati 2002: 301). Dalam tubuh manusia prana
mengalir sebagai lima aliran utama yang disebut lima wayu diantaranya:
5. Pratyahara
Adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga
apapun yang diterima panca indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi
pikiran. Panca indria adalah : pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah
dan rasa kulit. Pada umumnya indria menimbulkan nafsu kenikmatan setelah
mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari
rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas
dari goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria.
Untuk jelasnya mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut
: Sva viyasa asamprayoga, cittayasa svarupa anukara, iva indriyanam
pratyaharah, tatah parana vasyata indriyanam. Artinya : Pratyahara terdiri
dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan
alat-alat indria dengan bentuk citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas
sebagai berikut : Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Hyang Widhi dengan
konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.
6. Dharana
Dharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat
pada suatu objek konsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita
sendiri, misalnya “selaning lelata” (sela-sela alis) yang dalam keyakinan
Sivaism disebut sebagai “Trinetra” atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada
“tungtunging panon” atau ujung (puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat
dari mata. Para Sulinggih (Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun
(sahasrara) sebagai objek karena disaat “ngili atma” di ubun-ubun dibayangkan
adanya padma berdaun seribu dengan mahkotanya berupa atman yang bersinar
“spatika” yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain diluar tubuh manusia
misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek
akan membantu para yogin menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma,
jika bulan yang digunakan membawa kearah kedamaian bathin, matahari untuk
kekuatan phisik, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek diluar badan yang lain
misalnya patung dan gambar dari Dewa-Dewi, Guru Spiritual. yang bermanfaat bagi
terserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan
melaksanakan Dharana dengan baik akan memudahkan mencapai Dhyana dan Samadhi.
7. Dhyana.
Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran
tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa
tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun
yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indria
baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit.
Ganguan atau godan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang
dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus
menerus kepada Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra
Maharsi Patanjali menyatakan : “Tatra pradyaya ekatana dhyanam” Artinya
: Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Hyang Widhi).
Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh
Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut : “Pranayamair dahed dosan,
dharanbhisca kilbisan, pratyaharasca sansargan, dhyanena asvan gunan :
Artinya : Dengan pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan
pratyahara terbuanglah kotoran ikatan (pada objek keduniawian), dan dengan
dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada diantara manusia dan
Hyang Widhi.
8. Samadhi
Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astangga-yoga,
yang dibagi dalam dua keadaan yaitu : 1) Samprajnatta-samadhi atau Sabija-samadhi,
adalah keadaan dimana yogin masih mempunyai kesadaran, dan 2)
Asamprajnata-samadhi atau Nirbija-samadhi, adalah keadaan dimana yogin sudah
tidak sadar akan diri dan lingkungannya, karena bathinnya penuh diresapi oleh
kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Hyang Widhi. Baik dalam
keadaan Sabija-samadhi maupun Nirbija-samadhi, seorang yogin merasa sangat
berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memiliki apapun, tidak
mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari “catur kalpana”
(yaitu : tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan), tidak lalai, tidak ada
ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang menuju
Moksa, karena unsur-unsur Moksa sudah dirasakan oleh seorang yogin. Samadhi
yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan
pencapaian Moksa. Katha Upanisad II.3.1. : Yada pancavatisthante,
jnanani manasa saha, buddhis ca na vicestati, tam ahuh paramam gatim,
Artinya : Bilamana Panca Indria dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan
buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi.
3.1 Kesimpulan
Yoga sebagai sebuah cara atau jalan
untuk mengendalikan pikiran yang terobyektifkan serta kecendrungan alami
pikiran dan mengatur segala kegelisahan-kegelisahan pikiran agar tetap tak
terpengaruh sehingga bisa mencapai penyatuan antara kesadaran unit dan
kesadaran kosmik. Astangga yoga merupakan tahapan-tahapan yang harus dijalankan
bagi seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritual. Astangga Yoga
berarti delapan tahapan yang harus dilaksanakan dalam beryoga. Bagian-bagian
dari Astangga Yoga yaitu Yama (pengendalian), Nyama
(peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan
pernafasan), Prathyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah
memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), DHYANA (mulai meditasi dan
merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri,
menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).
Aplikasi dari ajaran Astangga Yoga di jaman Kali Yuga
ini masih sangat minim. Hal itu disebabkan karena jaman globalisasi membuat
pola pikir seseorang untuk benar-benar berniat mengamalkan ajaran ini masih
cukup rendah. Jika kita telusuri apa yang disebut Yoga oleh orang-orang moden
sangat jauh berbeda dari sistem Yoga aslinya. Saat ini orang-orang hanya fokus
mempraktekkan tingkatan Raja Yoga yang ketiga dan yang keempat, yaitu Asana
(sikap duduk) dan Pranayama (teknik pernapasan) dan semata-mata hanya untuk
alasan kesehatan, umur panjang bahkan meningkatkan nafsu birahai semata.
Walaupun secara material bermanfaat, namun mereka tidak memahami tujuan utama
dari sistem Yoga itu sendiri.
Pada dasarnya Yoga berarti penghubungan atau pengaitan
jiva individual dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain tujuan utama dari
sistem Yoga adalah untuk menghubungkan diri kita yang rendah dengan Tuhan Yang
Maha Kuasa, bukan semata-mata hanya untuk kepentingan kesehatan dan hal-hal
material lainnya. Dengan demikian syarat utama yang dimiliki oleh seorang calon
praktisi Yoga adalah kepercayaan akan adanya Tuhan. Seorang yang atheis tidak
bisa mengikuti sistem ini. Kalaupun dia mengikutinya, dia hanya akan mentok
sampai pada tingkatan asana dan pranayama yang tujuannya hanya sebatas
kesehatan fisik. Disamping itu, seorang praktisi Yoga juga harus memiliki dasar
moral dan disiplin tinggi. Meskipun dikatakan bahwa selama kita ada dalam tubuh
manusia, tidak perduli berapa umur kita, jenis kelamin dan kondisi fisik, namun
tanpa dasar moral yang baik dipastikan seseorang tidak akan pernah bisa menapak
sistem Yoga. Karena itulah dua tingkatan pertama Raja Yoga adalah Yama dan
Nyama Bratha. Seseorang yang masih memelihara sifat kejam, suka mabuk dan
kejahatan-kejahatannya otomatis akan gugur dengan sendirinya.
3.2 Saran-Saran
Sebagai generasi muda Hindu yang menuntut pendidikan
formal di perguruan tinggi bernafaskan Hindu sudah semestinya kita menjadi
pioneer dalam melaksanakan Astangga Yoga tersebut. Karena ajaran yang universal
ini apabila dijalankan dengan penuh ketulusan hati kita pasti akan sampai pada
cita-cita yang diharapkan yaitu manunggaling dengan Kawula Gusti. Memahami yoga
lebih dalam lagi akan membantu meluruskan persepsi seseorang yang kurang akan
informasi tentang Yoga yang telah mengundang persepsi keliru dan tidak sedikit
di kalangan awam. Yoga sering dikacaukan dengan Tapa, bahkan dengan sesuatu
yang berbau takhayul. Atau memandangnya dari sudut pandang kegaiban dan
kanuragan saja. Jadi ini menjadi momen baik bagi kita untuk lebih memahami yoga
lagi.
Daftar
Pustaka
Ariasa Giri,
I Made . 2006, Yoga Asanas, Pranayama, dan Meditasi . Denpasar: IHDN Denpasar
Somvir, Dr.
2006. Sehat Dengan Yoga dan Ayur weda. Paramita Surabaya
Swami Satya
Prakas Saraswati, Patanjali Raja Yoga, Paramita Surabaya. 1996
Yudhiantara
Kadek, 2006. Menyikapi Rahasia Yoga. Surabaya: Paramitha
http://Astangga
Yoga.ucla.edu/portal/ucla/how-to-build-a-bigger-brain-91273.aspx
http://Sejarah Yoga.com/Hindu.phpt-681988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar